Gudang Berikat mewakili salah satu aspek strategis dalam fasilitas kepabeanan yang disediakan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia. Dikelola langsung oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Gudang Berikat dirancang sebagai tempat atau kawasan yang telah memenuhi standar tertentu, dimana barang-barang impor dapat ditimbun dalam jangka waktu maksimal satu tahun. Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk menunda pembayaran Bea Masuk atas barang-barang impor tersebut, sehingga dapat mengurangi beban finansial dalam jangka pendek dan menunjang kelancaran operasional perusahaan.
Kegiatan di Gudang Berikat tidak hanya terbatas pada penimbunan saja, melainkan juga mencakup serangkaian kegiatan tambahan seperti pengemasan, pengemasan kembali, penyortiran, penggabungan (kitting), pengepakan, penyetelan, hingga pemotongan barang. Kegiatan-kegiatan ini menyediakan fleksibilitas yang signifikan bagi perusahaan dalam mengelola barang impor mereka, menjadikan Gudang Berikat pilihan yang menarik bagi perusahaan yang membutuhkan waktu tambahan untuk mengatur distribusi atau pembayaran terhadap produk yang diimpor. Penting untuk diperhatikan bahwa jika kegiatan penimbunan diikuti dengan proses lain yang tidak tercakup dalam kategori sebelumnya, maka perusahaan tersebut disarankan untuk mengeksplorasi pilihan Kawasan Berikat sebagai alternatif yang lebih sesuai.
Fasilitas Gudang Berikat juga menyertakan serangkaian kemudahan lain, seperti proses perijinan yang lebih efisien, kemudahan dalam operasional sehari-hari, serta berbagai kemudahan kepabeanan dan cukai lainnya. Selain itu, pemerintah melalui DJBC mengimplementasikan sistem pemeriksaan pabean yang selektif berdasarkan manajemen resiko. Hal ini bertujuan untuk mengawasi dan memastikan kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, namun dengan tetap memprioritaskan kelancaran arus barang. Dengan demikian, Gudang Berikat tidak hanya memberikan manfaat finansial namun juga mempercepat dan mempermudah proses logistik bagi pelaku usaha, mendukung keefisienan dan produktivitas bisnis di dalam negeri.